Menyelam atau diving merupakan salah satu olahraga ekstrim. Jika dilakukan dengan benar maka olahraga ini bisa menjadi olahraga yang aman dan menyenangkan. Namun jika kita mematuhi aturan-aturan yang berlaku maka tubuh kita bisa rusak karena olahraga ini.
Pernah dengar yang namanya sakit karena "hantu laut"? para penyelam tradisional sering tiba-tiba mengalami kelumpuhan pada anggota badan mereka setelah menyelam. Perlu diketahui para penyelam tradisional umumnya menggunakan kompressor untuk menyelam mencari teripang, kerang atau sisa barang dikapal karam. mereka melakukan itu bisa sampai setengah hari. setelahnya mereka bisa mengalami kelumpuhan dan merek meyakini ini disebabkan karena hantu laut. Penyelaman seperti ini sangat berbahaya.jadi apa sebenarnya penyebab kelumpuhan ini? kelumpuhan ini bisa disebabkan karena adanya dekompresi. Gelembung-gelembung udara yang terperangkap di saraf bisa membunuh sel-sel saraf dan menyebabkan gangguan fungsi saraf yang mengakibatkan kelumpuhan.
para nelayan yang menyelam dengan kompressor di Aceh (sumber)
nelayan kompresor dikepulauan seribu (sumber)
Dekompresi disebabkan karena mengembangnya gelembung udara dalam cairan tubuh secara mendadak akibat penyelam naik kepermukaan secara tiba-tiba, kondisi yang terjadi seperti kita membuka botol soda dengan mendadak, akan tampak gelembung udara. ketika kita menyelam tekanan udara akan bertambah 1 atm tiap 10 meter. tekanan dari tiap gas dalam tabung kita seperti oksigen, nitrogen, serta gas2 lain seperti karbondioksida, argon, neon, helium, kripton, akan naik dan volume udara akan mengecil karena tekanan air. Hal ini menyebabkan gelembung udara akan mudah masuk kedalam pembuluh darah.
Oksigen yang terlarut dalam pembuluh darah akan digunakan untuk metabolisme, sedangkan nitrogen terlarut tidak digunakan oleh tubuh dan akan terakumulasi. jika penyelaman berlangsung lama dan dalam, gelembung2 udara ini akan masuk kedalam sistem saraf. secara normal gelembung udara ini akan dilepaskan perlahan2 jika tekanan air berkurang. Ketika penyelam naik ke permukaan terlalu cepat, tekanan udara akan terlalu cepat berkurang dan gelembung udara dalam simpul saraf akan terperangkap. karena tekanan air berkurang, gelembung udara mengembang, volumenya bertambah dan menekan sistem saraf. Saraf menjadi terganggu dalam menyampaikan rangsang dan membuat bagian tubuh yang terganggu menjadi tidak berfungsi atau lumpuh. bahkan jika gelembung udara menekan medula spinalis bisa menyebabkan kelumpuhan kaki dan tangan. Dekompresi mirip dengan stroke, bedanya jika stroke penyumbatan pembuluh darah krn trombus (pembekuan darah) jika deco krn gelembung udara. Efek yang ditimbulkan juga serupa yaitu mati ras, lumpuh hingga kehilangan kesadaran. efek ringan dari deco adalah nyeri otot, sendi, gatal-gatal dikulit.
berikut resiko dekompresi pada penyelaman:
a. menyelam 1 jam = 42%
b. 3 jam = 60%
c. 8 jam = 83%
d. 24 jam = 98% (US Navy Diving Manual Rev 4)
Untuk mengobati dekompresi, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit dengan fasilitas hiperbarik. Metode ini disebut juga metode selam kering. Pasien diberi tekanan tertentu dengan durasi waktu tertentu untuk melarutkan gelembung udara, dan tubuh diberi kesempatan melepaskannya dengan perlahan. korban dapat sembuh jika segera ditangani maksimal 6 jam setelah kejadian, lebih dari itu dikhawatirkan jaringan telah mati.
Jika dilapangan penyelam masih sadar, korban dapat dibawa kembali pada kedalaman 9 meter dan diberi oksigen murni. jika tidak ada oksigen murni, korban dapat dibawa ke kedalaman semula, kemudian naik perlahan-lahan (speed max 18 meter /menit).
gambar terapi deco 9 meter
Semoga bermanfaat :)
Semoga bermanfaat :)
PLAN YOUR DIVE, DIVE YOUR PLAN...
Info tambahan dari agan2 kaskus (sumber)
Gan, selain muntah apakah ada keluhan penyerta, misalnya vertigo (pusing dg perasaan berputar)?
Dg adanya refleks muntah (karena perasaan mual), bisa jadi krn gangguan vestibuler yg mengatur kesetimbangan.
Ane pernah juga dapet kasus yang lebih parah dari agan titikhilang waktu tugas di wakatobi, seorang penyelam peserta lombat foto bawah air muntah2 hebat disertai vertigo setelah penyelaman sesi pertama.
Yang memicu terjadinya gangguan vestibuler biasanya adalah reverse blocking.
Reverse blocking adalah sumbatan yang terjadi pada saat naik ke tempat lebih dangkal/permukaan, di mana udara tekanan tinggi di telinga tengah & dalam tidak dapat mengalir keluar (melalui tuba eustachius).
Reverse blocking umumnya disebabkan karena penyelaman yg dipaksakan dalam keadaan kondisi badan tidak fit (terutama flu).
Pada saat masuk ke kedalaman equalisasi dilakukan dg Valsava manuver. Walaupun sedang flu, kadangkala dg tekanan yang kuat, udara tekanan tinggi dapat dipaksakan masuk menembus sumbatan pada tuba eustachius.
Sehingga ekualisasi ke tekanan tinggi dapat dilakukan.
Yang menjadi masalah selanjutnya adalah pada saat menuju ke tempat dangkal. Udara tekanan tinggi di telinga tengah tidak cukup kuat untuk menembus sumbatan pada tuba eustachius. akibatnya terjadi ketidak -seimbangan tekanan.
Gejala yg dirasakan dapat berupa rasa nyeri di dalam telinga, vertigo, mual dan bahkan muntah. Gejala yang dirasakan bisa disertai rasa nyeri, bisa juga tidak.
Untuk mencegah reverse blocking:
-pastikan kondisi badan fit.
-naik ke tempat dangkal secara perlahan (1 ft/ 2 detik)
-bernafas secara teratur saat naik
Bila sudah terjadi gangguan akibat reverse blocking, pengobatannya dg pemberian obat dekongestan (pembuka sumbatan - obat2 flu) dan obat anti-mual/ anti-vertigo.
Tapi untuk keadaan berat, pemberian obat tidak efektif lagi, sehingga harus dilakukan tindakan invasif: miringotomi (dibuat sayatan kecil pada gendang telinga, agar udara tekanan tinggi dari dalam bisa keluar).
Bila tindakan miringotomi dilakukan, dapat dipastikan penyelam tersebut harus gantung fins minimal 6 bulan, sampai gendang telinganya pulih total.
Oleh karenanya penting sekali menjaga kondisi badan tetap fit untuk melakukan penyelaman.
Demikian penjelasan dari ane, gan. Bila ada kekurangan, ane mohon maaf. Bila masih ada yang kurang jelas, mari kita diskusikan bersama.
---------------------------------------------------------------------------------
NB: ane ngerti dikit2 soal ginian krn kebetulan profesinya dokter gigi & instruktur selam, gan.
Dg adanya refleks muntah (karena perasaan mual), bisa jadi krn gangguan vestibuler yg mengatur kesetimbangan.
Ane pernah juga dapet kasus yang lebih parah dari agan titikhilang waktu tugas di wakatobi, seorang penyelam peserta lombat foto bawah air muntah2 hebat disertai vertigo setelah penyelaman sesi pertama.
Yang memicu terjadinya gangguan vestibuler biasanya adalah reverse blocking.
Reverse blocking adalah sumbatan yang terjadi pada saat naik ke tempat lebih dangkal/permukaan, di mana udara tekanan tinggi di telinga tengah & dalam tidak dapat mengalir keluar (melalui tuba eustachius).
Reverse blocking umumnya disebabkan karena penyelaman yg dipaksakan dalam keadaan kondisi badan tidak fit (terutama flu).
Pada saat masuk ke kedalaman equalisasi dilakukan dg Valsava manuver. Walaupun sedang flu, kadangkala dg tekanan yang kuat, udara tekanan tinggi dapat dipaksakan masuk menembus sumbatan pada tuba eustachius.
Sehingga ekualisasi ke tekanan tinggi dapat dilakukan.
Yang menjadi masalah selanjutnya adalah pada saat menuju ke tempat dangkal. Udara tekanan tinggi di telinga tengah tidak cukup kuat untuk menembus sumbatan pada tuba eustachius. akibatnya terjadi ketidak -seimbangan tekanan.
Gejala yg dirasakan dapat berupa rasa nyeri di dalam telinga, vertigo, mual dan bahkan muntah. Gejala yang dirasakan bisa disertai rasa nyeri, bisa juga tidak.
Untuk mencegah reverse blocking:
-pastikan kondisi badan fit.
-naik ke tempat dangkal secara perlahan (1 ft/ 2 detik)
-bernafas secara teratur saat naik
Bila sudah terjadi gangguan akibat reverse blocking, pengobatannya dg pemberian obat dekongestan (pembuka sumbatan - obat2 flu) dan obat anti-mual/ anti-vertigo.
Tapi untuk keadaan berat, pemberian obat tidak efektif lagi, sehingga harus dilakukan tindakan invasif: miringotomi (dibuat sayatan kecil pada gendang telinga, agar udara tekanan tinggi dari dalam bisa keluar).
Bila tindakan miringotomi dilakukan, dapat dipastikan penyelam tersebut harus gantung fins minimal 6 bulan, sampai gendang telinganya pulih total.
Oleh karenanya penting sekali menjaga kondisi badan tetap fit untuk melakukan penyelaman.
Demikian penjelasan dari ane, gan. Bila ada kekurangan, ane mohon maaf. Bila masih ada yang kurang jelas, mari kita diskusikan bersama.
---------------------------------------------------------------------------------
NB: ane ngerti dikit2 soal ginian krn kebetulan profesinya dokter gigi & instruktur selam, gan.
Refrensi
US Navy Diving Manual http://fliiby.com/file/231903/ay3llkz1ej.html
kompas 31 mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar