Assalamualaykum...


Selamat datang di blog underwater-explorer.
Tempat berbagi ilmu dan pengalaman tentang dunia air.

let's be the underwater explorer!!!

Rabu, 25 Mei 2011

Kenapa ikan bisa hidup di kutub yang dingin?

Ikan termasuk hewan berdarah dingin atau polikiloterm yang artinya suhu tubuhnya menyesuaikan dengan suhu lingkungan, meskipun ada beberapa ikan yang mampu tetap menjaga suhu tubuhnya hangat yaitu jenis-jenis ikan pelagic (tuna, marlin) yang memiliki myoglobin dan jaringan pembuluh kapiler rete mirabile.


Di kutub selatan ditemukan ikan yang mampu bertahan dan hidup dengan baik pada kondisi air yang beku yaitu ikan Dissostichus mawsoni. Ikan umumnya memiliki titik beku darah -0,9° C, sedangkan suhu air di kutub selatan sendiri mencapai -1,8° C. lalu bagaimanakah ikan ini dapat bertahan?


Para peneliti setempat bersama satu tim dari Amerika Serikat yang dipimpin ilmuwan lokal Prof Dr Martina Havenith untuk melakukan penelitian mendalam. Hasilnya mereka publikasi dalam jurnal kimia bergengsi Amerika, Journal of American Chemical Society ( JACS). mereka menemukan bahwa ikan ini memiliki protein anti pembeku. Para peneliti menggunakan teknik khusus, terahertz spectroscopy, untuk mengungkap mekanisme dasar. Dengan bantuan radiasi terahertz, gerakan kolektif dari molekul air dan protein dapat direkam.  Protein ini mampu mencegah kristalisasi air. molekul-molekul air akan bergerak secara teratur dan tidak membeku dengan adanya protein ini.


Alasan lainnya yaitu ikan ini memiliki glikoprotein pada dinding pembuluh darahnya yang memungkinkan untuk bertahan di pembekuan air es dari Samudera Selatan sekitar Antartika. ikan ini memiliki laju metabolisme yang juga lambat, jantungnya berdetak setiap 6 detik sekali.



Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Class:Actinopterygii
Order:Perciformes
Family:Nototheniidae
Genus:Dissostichus
Species:D. mawsoni
Binomial name
Dissostichus mawsoni
Norman, 1937

















 Dissostichus mawsoni dikenal juga sebagai toothfish antartika atau cod antartica, walaupun sebenarnya ikan ini tidak ada hubungannya dengan ikan cod. ikan ini memiliki daging berwarna putih, kerangka ringan, memiliki simpanan lemak tinggi serta memiliki retina yang disesuaikan dengan tingkat pencahayaan rendah.
Data yang dikumpulkan selama program CCALMR tag di Laut Ross menunjukkan bahwa ikan ini berkembang sangat cepat. Dalam waktu 5 tahun, mereka mencapai 60 cm, dalam 10 tahun mereka mencapai 1 meter, dan dalam 20 tahun mereka mencapai 1,5 meter. Usia maksimum tercatat sejauh ini adalah 48 tahun, dengan berat 150 kg. 


  • ^ Dunn, A.; Horn, P.L.; Hanchet, S.M. (2006). Revised estimates of the biological parameters for Antarctic toothfish (Dissostichus mawsoni) in the Ross Sea. WG-FSA-SAM-06/08. 14 p. National Institute of Water and Atmospheric Research

  • ^ Fenaughty, J.M., D.W. Stevens and S.M. Hanchet. 2003. Diet of the Antarctic toothfish (Dissostichus mawsoni) from the Ross Sea, Antarctica (Subarea 88.1). CCAMLR Science, 10: 113–123.

  • ^ Pinkerton M.H., S. Bury, S.M. Hanchet and D. Thompson (National Institute of Water and Atmospheric Research ([NIWA]http://www.niwa.cri.nz/) Ltd, Stable isotope analysis of Southern Ocean fish tissue samples to investigate trophic linkages of Antarctic toothfish (Dissostichus mawsoni). 27 pp. CCAMLR Science, submitted (English). CCAMLR WG-EMM-07/19

  • ^ Fenaughty, J.M., J.T. Eastman and B.D. Sidell. 2008. Biological implications of low condition factor “axe handle” specimens of the Antarctic toothfish, Dissostichus mawsoni, from the Ross Sea. Antarctic Science, 20: 537–551.

  • ^ Greenpeace International Seafood Red list






  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar